Sabtu, 26 Juli 2008

Cincin Kawin...Duhhhh..



Sabtu, 17 Mei 2008,..16.45 wib

Sore itu aku diajak ibu bersama Ami, adikku menjenguk ”uwak istri” kaka misan ibu yang diantara keluarga besar kami sangat dituakan dan dihormati, yang saat itu sedang dirawat di Rumah Sakit dr. Slamet Garut karena gejala liver yang parah,..
Agak malas sebetulnya aku kesana selain masih kerasa guncangan kereta api lempuyangan-cibatu selama 10 jam, kebayang disana pasti ”ngariung” ibu-ibu dengan segala celotehannya..hehehehe,.tapi karena yang mau dijenguk adalah ”pembesar” keluarga maka aku pun terpaksa ikut...
Sepi menerpa..

itu yang aku rasakan saat didepan pintu masuk ruang rawat inap beliau yang bertuliskan Intan No 2,..aku coba dorong perlahan pintu ruang rawat inap sambil berbisik ”uluk salam”...
Aku tertegun sejenak melihat sosok perempuan rapuh dimakan usia, tergolek lemah namun masih menunjukkan wibawa dan penuh kharisma yang aku gak tahu apakah istilah itu tepat atau tidak untuk mendekripsikan apa yang aku lihat.
Senyum ramah mengembang dari wajahnya saat tahu kehadiran kami menyeruak disela kesepian dinding-dinding kamar,..
”...................................”
waktupun berlalu dipenuhi sapaan dan gurauan khas ibu-ibu,..akupun (lebih karena ketidakpahaman atas obrolan yang ada) duduk bersila diatas karpet sambil bersender didinding.....adik ku pun ikut-ikutan disamping aku
sekonyong-konyong uwak istri menyodorkan sesuatu ” Deni,..Ami....baca ieu nya,...” ujar beliau sambil menyodorkan selembar kertas masing-masing kepadaku dan Ami adikku
dan aku tertegun saat membaca tulisan tangan beliau ini...

”Pesan untuk calon suami dan calon bapak”

Pernikahan atau perkawinan itu menyingkap tabir rahasia.
Isteri yang kamu nikahi tidaklah semulia Khadijah,
tidaklah setaqwa Aisyah pun tidak setabah Fatimah.
Isterimu hanyalah wanita akhir zaman yang punya cita-cita
menjadi pendampingmu di saat usiamu berlanjut uzur…
Pernikahan atau perkawinan mengajarkan kita kewajiban bersama
Isteri menjadi tanah, kamu langit penaungnya
Isteri ladang tanaman, kamu pemagarnya
Isteri kiasan ternakan, kamu gembalanya
Isteri adalah murid, kamu gurunya
Isteri bagaikan anak kecil, kamu tempat bermanjanya
Saat isteri menjadi madu, kamu teguklah sepuasnya
Seketika isteri menjadi racun, kamulah penawar bisanya
Seandainya isteri tulang yang bengkok, berhati-hatilah meluruskannya …
Pernikahan atau perkawinan menginsafkan kita perlunya iman dan taqwa
Untuk belajar meniti sabar dan ridha Allah SWT.
Karena memiliki isteri yang tak sempurna justeru membuat kamu akan tersentak
dari alpa bahwa Kamu bukanlah Rasulullah SAW
Pun bukanlah Sayyidina Ali Karamallahhuwajhah
Cuma suami akhir zaman yang berusaha menjadi teladan bagi istri dan
anak-anaknya…

”Pesan untuk calon istri dan calon ibu”

Pernikahan atau perkawinan itu membuka tabir rahasia
Suami yang menikahi kamu tidaklah semulia Muhammad SAW …
Tidaklah setaqwa Ibrahim pun tidak setabah Ayyub atau pun segagah Musa
apalagi setampan Yusuf
Justeru suamimu hanyalah lelaki akhir zaman yang punya cita-cita
membangun keturunan yang sholeh…
Pernikahan atau perkawinan mengajarkan kita kewajiban bersama
Suami menjadi pelindung, kamu penghuninya
Suami adalah nahkoda kapal, kamu pengemudinya
Suami bagaikan pemain sandiwara yang nakal, kamu adalah penonton kenakalannya
Saat suami menjadi raja, kamu nikmati anggur singgasananya
Seketika suami menjadi bisa, kamulah obat penawarnya
Seandainya suami bengis lagi lancang, sabarlah memperingatkannya..
Pernikahan ataupun perkawinan mengajarkan kita perlunya iman dan
taqwa untuk belajar meniti sabar dan ridha Allah swt
Karena memiliki suami yang tak sempurna justru membuat kamu akan tersentak
dari alpa
Kamu bukanlah Khadijah yang begitu sempurna di dalam menjaga
Dan bukanlah Hajar yang begitu setia dalam sengsara
Cuma wanita akhir zaman yang berusaha menjadi istri dan ibu yang baik…

Jujur saja saat membacanya aku tak bisa berkata-kata,..seolah pikiranku melayang entah kemana,.pun saat dalam perjalanan pulang kembali ke Jogjakarta pada minggu Selasa pagi nya,…lidah dan hatiku tetap terasa kelu….

3 komentar:

Anonim mengatakan...

yah...bgtulah bapak yg atu' ini harus sering2 dikasih wejangan para sesepuhnya, salut deh bwt "uwak istri" bgs bgt pesan2nya. boleh dicontek ga???

REPUBLIK BOBBER mengatakan...

Silakan dengan senang hati, semoga menjadi bahan " pencerahan" bagi kita semua

Anonim mengatakan...

baguss bangett...bolehkah di copy buat di undangan?hiks hiks...
terharu banget...