Selasa, 29 Juli 2008

Maafkanlah....


" Kalau cinta memang bukan hanya dalam kata-kata, tentu tidak ada kesalahan yang tidak bisa dimaafkan! Orang yang mampu memaafkan hanyalah orang-orang yang punya cinta, Tetapi, orang yang punya cinta seharusnya tidak menyakiti atau menguji sesama dengan mengulang-ulang kesalahan yang itu-itu juga. "




Memaafkan Orang Lain


Memaafkan bukanlah sebuah perasaan, tetapi sebentuk tindakan, sebentuk kemauan dari diri seseorang. Memaafkan adalah suatu obat yang secara ajaib bisa dirasakan, tetapi tidak banyak di antara kita mampu melakukannya dengan mudah.

Anda mau memaafkan, pasti Anda bisa memaafkan. Anda tidak mau memaafkan, pasti Anda sendiri yang akan merasakan akibatnya karena memelihara ingatan dengan segala konsekuensinya yang membuat kita "sakit hati" atau "sakit pikir"

Memelihara dendam karena orang lain menyakiti hati kita adalah seperti menelan racun sambil berharap orang lainlah yang akan mati!

Pemberian maaf mendapatkan keindahannya yang unik dari penyembuhan yang didatangkannya kepada semua jenis "sakit hati".

Memaafkan bukan berarti melupakan tindakan orang yang menyakiti kita, seolah-olah memaafkan harus satu paket dengan melupakan kejadiannya. Kita harus bisa memaafkan, tetapi bukan melupakan begitu saja sampai suatu hari kita merasakan hal yang sama yang diperbuat oleh orang yang sama.

Kalau Anda menerima rasa "sakit hati" yang dilontarkan orang lain sebagai akibat dari perbuatan sendiri yang tanpa disengaja atau bahkan disengaja telah Anda lakukan, nasihat yang bisa diberikan adalah sebagai berikut.

Maafkan dan lupakan! Anda bisa hidup sehat dan sejahtera. Tetapi, itu berbeda jika Anda menerima "sakit hati" yang berasal dari serangan curang seseorang yang memang dengan sengaja atau tidak disengaja perbuatannya membuat masalah yang berakibat Anda mengalami sakit hati.

Karena itu, nasihat yang bisa diberikan adalah tetap memaafkan, tetapi jangan beri kesempatan lagi padanya untuk menyakiti hati Anda!
Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menghindarinya berbuat hal yang sama pada Anda di kemudian hari.

Perjuangan Berat Memaafkan Diri Sendiri

Sebagian orang lebih mudah memberi maaf atas kesalahan yang orang lain lakukan terhadap dirinya karena banyak alasan.
Tetapi untuk memaafkan dirinya sendiri atas rasa penyesalan terhadap suatu perbuatan banyak orang yang tidak mampu melakukannya, dan membuat penyesalan yang tak berujung sepanjang hidup.

Memaafkan diri sendiri memerlukan keberanian yang besar, lagi pula apakah Anda berani membebaskan diri dari bayang-bayang kesalahan yang dilakukan pada hari-hari lalu?
Banyak orang yang tidak bisa memaafkan diri sendiri tetapi malah yang disalahkan adalah orang lain. Itu ibarat terjatuh sendiri, tetapi menyalahkan teman seperjalanan.

Memaafkan diri sendiri dan membebaskan diri dari rasa bersalah sangat memerlukan keberanian dan keteguhan hati. Kita akan memulainya untuk bisa keluar dari bayang-bayang masa lalu dengan membuat skenario baru untuk naskah hidup kita selanjutnya.

Kita perlu memaafkan diri sendiri, seperti layaknya kita memaafkan orang yang berbuat salah kepada kita, tetapi orang tersebut sudah meninggal atau tak diketahui lagi dimana dia tinggal
Memaafkan tidak mengubah fakta dari masa lalu kita. Klimaks dari pemberian maaf adalah hal itu akan datang setelah kita merasa bersatu kembali dengan diri sendiri secara utuh.

Kita menyadari telah berbuat kesalahan dan tidak punya daya dan kesempatan lagi untuk memperbaiki kesalahan itu, dan ada semacam perjanjian yang hanya diri kita sendiri yang mengetahui bagaimana kita berjanji tidak akan mengulanginya dan akan menjalani hidup baru dengan cara berpikir baru untuk meraih pengampunan yang diberikan oleh diri sendiri yang menjadikan kita hidup lebih baik.

Memaafkan diri sendiri adalah obat penyembuhan yang tuntas atas kehidupan itu sendiri. Bisa memaafkan adalah karunia yang terindah dalam hidup seseorang,
baik itu memaafkan diri sendiri maupun memaafkan orang lain.


Baca selengkapnya......

Wanita, Inikah yang Kamu Inginkan? ( 2 )




.................................

"....Wanita, inikah Yang Kamu Inginkan ?...."

.................................

Baca selengkapnya......

Wanita, Inikah yang Kamu Inginkan? ( 1 )




.........................................

"....Wanita, inikah yang kamu inginkan ?..."

.........................................


Baca selengkapnya......

Sabtu, 26 Juli 2008

Cincin Kawin...Duhhhh..



Sabtu, 17 Mei 2008,..16.45 wib

Sore itu aku diajak ibu bersama Ami, adikku menjenguk ”uwak istri” kaka misan ibu yang diantara keluarga besar kami sangat dituakan dan dihormati, yang saat itu sedang dirawat di Rumah Sakit dr. Slamet Garut karena gejala liver yang parah,..
Agak malas sebetulnya aku kesana selain masih kerasa guncangan kereta api lempuyangan-cibatu selama 10 jam, kebayang disana pasti ”ngariung” ibu-ibu dengan segala celotehannya..hehehehe,.tapi karena yang mau dijenguk adalah ”pembesar” keluarga maka aku pun terpaksa ikut...
Sepi menerpa..

itu yang aku rasakan saat didepan pintu masuk ruang rawat inap beliau yang bertuliskan Intan No 2,..aku coba dorong perlahan pintu ruang rawat inap sambil berbisik ”uluk salam”...
Aku tertegun sejenak melihat sosok perempuan rapuh dimakan usia, tergolek lemah namun masih menunjukkan wibawa dan penuh kharisma yang aku gak tahu apakah istilah itu tepat atau tidak untuk mendekripsikan apa yang aku lihat.
Senyum ramah mengembang dari wajahnya saat tahu kehadiran kami menyeruak disela kesepian dinding-dinding kamar,..
”...................................”
waktupun berlalu dipenuhi sapaan dan gurauan khas ibu-ibu,..akupun (lebih karena ketidakpahaman atas obrolan yang ada) duduk bersila diatas karpet sambil bersender didinding.....adik ku pun ikut-ikutan disamping aku
sekonyong-konyong uwak istri menyodorkan sesuatu ” Deni,..Ami....baca ieu nya,...” ujar beliau sambil menyodorkan selembar kertas masing-masing kepadaku dan Ami adikku
dan aku tertegun saat membaca tulisan tangan beliau ini...

”Pesan untuk calon suami dan calon bapak”

Pernikahan atau perkawinan itu menyingkap tabir rahasia.
Isteri yang kamu nikahi tidaklah semulia Khadijah,
tidaklah setaqwa Aisyah pun tidak setabah Fatimah.
Isterimu hanyalah wanita akhir zaman yang punya cita-cita
menjadi pendampingmu di saat usiamu berlanjut uzur…
Pernikahan atau perkawinan mengajarkan kita kewajiban bersama
Isteri menjadi tanah, kamu langit penaungnya
Isteri ladang tanaman, kamu pemagarnya
Isteri kiasan ternakan, kamu gembalanya
Isteri adalah murid, kamu gurunya
Isteri bagaikan anak kecil, kamu tempat bermanjanya
Saat isteri menjadi madu, kamu teguklah sepuasnya
Seketika isteri menjadi racun, kamulah penawar bisanya
Seandainya isteri tulang yang bengkok, berhati-hatilah meluruskannya …
Pernikahan atau perkawinan menginsafkan kita perlunya iman dan taqwa
Untuk belajar meniti sabar dan ridha Allah SWT.
Karena memiliki isteri yang tak sempurna justeru membuat kamu akan tersentak
dari alpa bahwa Kamu bukanlah Rasulullah SAW
Pun bukanlah Sayyidina Ali Karamallahhuwajhah
Cuma suami akhir zaman yang berusaha menjadi teladan bagi istri dan
anak-anaknya…

”Pesan untuk calon istri dan calon ibu”

Pernikahan atau perkawinan itu membuka tabir rahasia
Suami yang menikahi kamu tidaklah semulia Muhammad SAW …
Tidaklah setaqwa Ibrahim pun tidak setabah Ayyub atau pun segagah Musa
apalagi setampan Yusuf
Justeru suamimu hanyalah lelaki akhir zaman yang punya cita-cita
membangun keturunan yang sholeh…
Pernikahan atau perkawinan mengajarkan kita kewajiban bersama
Suami menjadi pelindung, kamu penghuninya
Suami adalah nahkoda kapal, kamu pengemudinya
Suami bagaikan pemain sandiwara yang nakal, kamu adalah penonton kenakalannya
Saat suami menjadi raja, kamu nikmati anggur singgasananya
Seketika suami menjadi bisa, kamulah obat penawarnya
Seandainya suami bengis lagi lancang, sabarlah memperingatkannya..
Pernikahan ataupun perkawinan mengajarkan kita perlunya iman dan
taqwa untuk belajar meniti sabar dan ridha Allah swt
Karena memiliki suami yang tak sempurna justru membuat kamu akan tersentak
dari alpa
Kamu bukanlah Khadijah yang begitu sempurna di dalam menjaga
Dan bukanlah Hajar yang begitu setia dalam sengsara
Cuma wanita akhir zaman yang berusaha menjadi istri dan ibu yang baik…

Jujur saja saat membacanya aku tak bisa berkata-kata,..seolah pikiranku melayang entah kemana,.pun saat dalam perjalanan pulang kembali ke Jogjakarta pada minggu Selasa pagi nya,…lidah dan hatiku tetap terasa kelu….

Baca selengkapnya......

Jumat, 25 Juli 2008

Pembangunan Faktor Pemiskinan Perempuan Desa?

Kondisi perempuan di indonesia masih memprihatinkan. Tingkat kekerasan di dalam rumah tangga masih tinggi, selain perlakuan yang tidak adil di masyarakat seperti kesempatan pendidikan, kesempatan kerja, kesempatan peningkatan karir dan sebagainya yang lebih mementingkan laki-laki. Hal ini terjadi karena ketidaksetaraan relasi antara perempuan dan laki-laki.

Perempuan desa juga mengalami sangat banyak hambatan dan kendala yang harus dihadapi, khususnya apabila mereka sangat miskin. Dalam pandangan tradisional yang patriarkhis, pembagian kerja antara perempuan dan laki-laki menempatkan perempuan sebagai penanggungjawab pekerjaan rumah tangga. Di samping kegiatan reproduksi yang tidak mungkin ditinggalkan. Beban perempuan semakin besar ketika ia juga harus ikut menanggung beban ekonomi keluarga sehingga waktu yang ia miliki untuk beristirahat cukup sangat sedikit dan hal itu mengganggu kesehatannya.

Beban kegiatan yang begitu banyak menyebabkan perempuan tidak memiliki kesempatan berpartisipasi dalam ruang publik. Selain itu, partisipasi perempuan di ruang publik memang sangat dibatasi dan sedikit.
Bagi perempuan desa --yang melingkupi sekitar 60% dari perempuan di indonesia--, hal ini diperparah dengan tingkat ekonomi yang rendah. Kemiskinan di dalam rumah tangga membuat perempuan tersubordinasi akibat ketidaksetaraan dalam hal:
(1) akses terhadap sumber produktif, seperti tanah, modal, hak kepemilikan, kredit serta pendidikan dan pelatihan;
(2) kontrol terhadap penggunaan tenaga kerja keluarga;
(3) pembagian kerja yang tidak seimbang akibat adanya beban kerja reproduktif yang diemban perempuan;
(4) perbedaan konsumsi makanan, obat-obatan, pelayanan kesehatan, dan pendidikan; (5) dan perbedaan tanggungjawab dalam pengelolaan keuangan rumah tangga.

Di sektor publik tidak jauh berbeda, perempuan desa juga mengalami subordinasi dan marginalisasi akibat posisi tawar yang rendah. Sebagian besar dan hampir semua dari buruh pabrik adalah perempuan, khususnya yang berpendidikan rendah atau maksimal hanya tamat sltp, sementara hampir atau memang tidak ada mandor perempuan. Standar gaji untuk tingkat kerja yang sama antara perempuan dan laki-laki pun berbeda dengan alasan laki-laki sebagai pencari nafkah utama. Padahal kondisi ekonomi rumah tangga di indonesia, khususnya sejak dilanda krisis 1997 lalu, memaksa perempuan tidak sekedar sebagai pencari nafkah tambahan, tetapi bahkan menjadi tulang punggung keluarga.

Di samping itu, ada pembagian kerja menurut gender yang juga berperan dalam marginalisasi perempuan. Kerja-kerja yang dianggap bersifat perempuan seperti mengetik (sekretaris), menjahit, pembantu rumah tangga dan sebagainya dianggap lebih rendah levelnya daripada pekerjaan laki-laki dan mendapat perlakuan dan penghasilan yang berbeda pula. Sedangkan pekerjaan seperti mandor, manager, direktur dan sebagainya dianggap sebagai pekerjaan laki-laki, sehingga perempuan tidak diberi akses untuk menempati posisi-posisi pekerjaan tersebut.

Baca selengkapnya......

Kekerasan Dalam Rumah Tangga


Pengertian umum rumah tangga mencakup unsur ayah, ibu, dan anak. Ada yang mengartikan, juga mencakup kakek dan nenek. Dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (PKDRT), pengertian rumah tangga diatur dalam pasal 2, yang menetapkan, lingkup keluarga meliputi suami, istri, anak, orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga karena hubungan darah, perkawinan, persusuan, pengasuhan, dan perwalian termasuk orang yang bekerja dalam rumah tangga tersebut dan berdiam dalam jangka waktu lama.

KDRT dalam UU No. 23 tahun 2004, diatur dalam pasal 1, mencakup tiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, namun tidak menutup kemungkinan juga terhadap laki-laki, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikolgis dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.
Kekerasan rumah tangga dapat dianalisis oleh basic/frame teorinya Karl Marx, meski pada asalnya teori Marx menganalisis pada gejala konflik antar kelas sosial, khusunya pada masyarakat kapitalistik.
meski demikian, inti dari teori konflik Marx adalah, adanya kelompok sosial yang dominan, yaitu menguasai sumber-sumber produksi, dan karenanya kelompok ini menjadi kelompok yang mengeksploitasi kelompok lain.
struktur sosial yang patriarkhal (segalanya berpusat pada dominasi kaum pria) menempatkan pria menjadi superior dalam berbagai sektor: ekonomi, politik, pendidikan, dsb.

Sementara kaum perempuan dalam struktur sosial demikian dijadikan sebagai kaum yang posisinya sub ordinat, padahal produktif. Karenanya, kaum perempuan ditempatkan sedemikian rupa melalui reproduksi sistem sosial untuk tergantung sama pria,
kekerasan dalam rumah tangga (yang dilakukan laki-laki) pada intinya dilakukan laki-laki untuk menunjukkan superioritasnya. Dan, dalam banyak kasus, karena perempuannya sudah dibuat, bahkan dipaksa, untuk tergantung sama laki-laki, banyak yang tidak berdaya.
tapi teori ini bukan satu-satunya. analisis dapat dilakukan sesuai dengan karakterisktik gejala yang terjadi. sehingga teori-teori kekerasan lain dapat digunakan, seperi teori deprivasi relatif.

Baca selengkapnya......

Introspeksi

"................................................."
"...mungkin ada baiknya jika kita bercermin sejenak, saat kita bersikap menuding orang lain begitu-begini, dan menghakimi orang lain begini-begitu,..jangan-jangan tanpa kita sadari yang terlihat hanya seekor keledai...., dan bukan gajah yang kuat dan berkuasa...."
"................................................."

Baca selengkapnya......